Terjebak dalam Kegelapan
Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil Al-Haqqani An-Naqshbandi QS
Lefke, Cyprus
A’uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil Mursaliin Sayyidinaa wa Nabiyyina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa Shahbihi ajma’iin
Uwais al-Qarani RA (para Awliya dimakamkan di dekatnya) tidak tidur, beliau hidup, di perut bumi. Awal mula kufur adalah keyakinan bahwa di dalam kuburnya, orang tidur dalam jangka waktu yang tak terhingga. Artinya, kalian tidak pernah bangkit lagi. Ketika kalian tidur—berakhirlah sudah, kalian tidur dan tidak pernah bangun lagi. Itulah pola pikir orang-orang yang bersifat materialis dan atheis.
Baca selengkapnya di sini
Sekedar Tafakur
Suatu saat saya berfikir mengapa bola lampu di dalam ruang tamu saya dapat berpijar.
Terlintaslah di benak saya bahwa bola lampu itu dapat bersinar karena adanya arus listrik.
ternyata arus listrik saja belum cukup untuk membuat bola lampu itu bersinar.
Bagaimana mungkin arus listrik dapat sampai ke dalam rumah saya sementara sumbernya berada nun jauh sana di pembangkit tenaga listrik.
Singkat cerita maka ditariklah kabel listrik yang terbuat dari bahan konduktor yang dapat menghantarkan listrik, begitu terus memanjang hingga sampai ke rumah saya sehingga arus listrik dapat sampai.
Baca Selengkapnya di sini
Kata-kata Hikmah Abul Hasan Asy-Syadzili:
Kata-kata Hikmah Abul Hasan Asy-Syadzili
Pengelihatan akan yang Haqq telah mewujud atasku, dan takkan meninggalkan aku, dan lebih kuat dari apa yang dapat dipikul, sehingga aku memohon kepada Tuhan agar memasang sebuah tirai antara aku dan Dia. Kemudian sebuah suara memanggilku, katanya ” Jika kau memohon kepada-Nya yang tahu bagaimana memohon kepada-Nya, maka Dia tidak akan memasang tirai antara kau dan Dia. Namun memohonlah kepada-Nya untuk membuatmu kuat memiliki-Nya. “Maka akupun memohon kekuatan dari Dia pun membuatku kuat, segala puji bagi Tuhan! Baca selengkapnya di sini |
Musa dan Al-Khidr AS
Ubai bin Ka’b meriwayatkan : Nabi SAW bersabda, ” Pada suatu hari Nabi Musa AS berdiri memberi khutbah di kalangan Bani Israil. Ia ditanya, “Siapakah manusia yang paling berilmu ?” Maka ia menjawab, ‘Akulah yang paling berilmu.’
………………………………….Baca Selengkapnya di sini’
Ketika aku masih berupa sel
بسم الله الرحمن الرحيم
Sadarkah kita bahwa pada kondisi apapun jua, sebenarnya kita selalu terbungkus dan diselimuti oleh ni’mat-ni’mat Allah yang tiada terhingga banyaknya. Ni’mat Allah selalu melekat pada kita dan selalu mengikuti kita dimana saja kita berada baik kita sadari maupun tidak. Misal saja Sejak kita masih berupa sel yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, ni’mat-Nya selalu menyertai kita. sebab kalau tidak, mustahil kita dapat hidup di dunia ini, menulis tulisan ini, ataupun membaca tulisan ini.
.
Mereka yang mencintaiku dengan sangat mendalam adalah orang-orang yang menjemputku
Cinta sahabat kepada RasuluLlah SAW .
Salah satu hadits terkenal mengungkapkan betapa penting kecintaan kaum Muslimin kepada RasuluLlah SAW. Sabda beliau, “Tidak sempurna iman diantara kamu sebelum ia lebih mencintai aku daripada mencintai ibu bapaknya, anaknya dan manusia semua”. Memang kecintaan kepada RasuluLlah SAW merupakan salah satu bukti keimanan seorang muslim. Sebaliknya imanlah yang membuat para sahabat sangat setia mendampingi beliau, baik dalam suka maupun duka, dalam damai maupun perang. Kecintaan itu bukan hanya di lidah melainkan juga terwujud dengan perbuatan nyata
………………………..Baca Selengkapnya di sini.
Keutamaan Bulan Rajab
firman Allah SWT, WASAARI’UU ILAA MAGHFIROTIM MIRROBBIKUM WAJANNATIN ARDHUHAASSAMAAWAATU WAL ARDHU U’IDDAT LILMUTTAQIIN (Ali Imran 133). Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,. Juga firman Allah Ta’ala, WA’ADALLAHULLADZIINA AAMANUU WA-AMILUSSHAALIHAATI LAHUM MAGHFIRATUN WA AJRUN ‘ADHIIM. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Firman Allah SWT ,”INNA IDDATA SYUHUUR ‘INDALLAAHI ITSNAA ‘ASYARA SYAHRAN FII KITAABILLAAHI YAUMA KHALAQASSAMAAWAATI WAL ARDHA. MINHA ARBA’ATUN HURUM – DZAALIKADDIINUL QAYYIM- FALAA TADHLIMUU FIIHINNA ANFUSAKUM – WAQAATILUUL MUSYRIKIINA KAAFATAW WA’LAMUU ANNALLAAHA MA’AL MUTTAQIIN. At-taubah 36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
Adapun keutamaan bulan Rajab diantaranya adalah :
1. Diriwayatkan dari Nabi SAW, bahwasanya beliau bersabda, “barang siapa yang menghidupkan permulaan malam bulan Rajab, maka hatinya tidak akan pernah mati ketika banyak hati yang mati. Dan Allah mencurahkan kebajikan yang banyak dari atas kepalanya, dan dosanya keluar dari dirinya sehingga suci seperti ketika ia dilahirkan ibunya, dan ia akan memberikan syafaat bagi 70.000 orang yang telah ditetapkan sebagai ahli neraka”.
Baca Selengkapnya …
Jangan Membicarakan yang Bukan Urusanmu
Mawlana Syaikh Nazim Adilal-Haqqani an-Naqshbandi
Lefke, Cyprus 2005
Diambil dari www.mevlanasufi. blogspot. com
Bismillah hirRohman niRohim
“Malayani” berarti “itu bukan urusanmu”, kalian tidak perlu berbicara atau bertindak tentang segala hal yang bukan menjadi urusan kalian. Jika seseorang selalu menjaga lidahnya dan peduli dengan segala ucapannya, Allah akan memberikan Kebijaksanaan Ilahi kepada lidahnya, sehingga dia hanya akan berbicara tentang kebenaran dan kebajikan.Berbicara tentang hal “yang bukan urusanmu” akan membuat iman menjadi lemah. Maka jika kalian meninggalkan kebiasaan buruk ini, iman kalian akan menjadi kuat. Kalian tidak bisa mengetahui apa2 yang menjadi urusanmu atau yang bukan. Melalui inspirasi barulah kalian akan bisa mengetahui mana2 yang menjadi urusanmu dan mana yang bukan.
Apakah Kita Membangun? atau Menghancurkan?
Jiwa dari semua ibadah kita ini terdiri atas 3 bagian, yaitu: menjaga lidah dari segala ucapan danpembicaraan yang dilarang, dengan demikian kita hanya berbicara yang baik-baik saja dan meninggalkan yang segala buruk. Yang kedua adalah menjaga mata dari pengelihatan yang dilarang, yaitu tempat-tempat yang kotor dan perbuatan yang buruk. Dan ketiga adalah menjaga seluruh organ tubuh kita dari tindakan yang dilarang, baik mendengar, berjalan, menyentuh,berpikir tentang hal-hal yang buruk atau mempunyai niat yang buruk.
Pertama, Lawanlah terlebih dahulu Dirimu Sendiri
Salah satu tanda dari seorang hamba Allah adalah, bisa meletakkan organ tubuh di bawah kehendaknya. Jika seseorang tidak bisa melakukannya dia adalah hamba ego atau nafs. Kalian harus bisa menasihati diri sendiri sebelum menasihati orang lain. Apabila dirimu telah menerima untuk berada didalam pengendalian atau perintahmu barulah orang lain akan bisa menerimaperintahmu. Ini adalah jalan yang diberikan oleh Rasulullah dan Awliya.
Wa min Allah at Tawfiq
Dari Nur Muhammad saw
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani ar-Rabbani
Sufi Master Dunia, Michigan USA
wasalam, arief hamdani
Kasihan deh nafsu
Terkadang kita tidak tahu apakah kita sedang melayani-Nya atau sedang meni’mati keindahan rahmat-Nya. Perpaduan akal, ruh dan anggota badan lah yang membawa kita kepada pelayanan kepada-Nya (melaksanakan syari’ah). Ketika ketiga unsur (akal ruh dan fisik) bertawajuh kepada-Nya, ada keni’matan yang datang karena kita dalam keadaan pelayanan, dan rahmat Allah yang sangat halus dan lembut terus mengalir, sirr terus mengucapkan lafal Allah…Allah sambil bertawajuh . Kemudian nafsu ikut bergabung ingin andil menikmatikeindahan rahmat-Nya dan memang menjadi pembawaan nafsu, tabi’atnya adalah mendatang tempat-tempat kesenangan. Ada kelezatan di situ, maka ditariklah akal ke belakang agar tidak mengganggunya dalam menikmati hidangan Ilahi. Apabila akal kuat, ditolaklah kehadiran nafsu dan tidak diberi bagian sedikitpun meski hanya mencicipi hidangan Ilahi. Keadaan tetap dalam pelayanan dan bertawajuh. Kalimat Allah-Allah terus mengalir bersama aliran darah dan daging serta tulang sumsum. Hidangan Ilahi tetap di depan mata dan ni’matnya datang sendiri. Akan tetapi bila nafsu menguat dan terus memaksa sehingga akal mundur ke belakang, maka terhentilah pelayanan dan yang tinggal hanyalah keinginan berlezat-lezatan. Jadi tertipulah kita, tertipulah nafsu karena ketika kita hanya ingin berlezat-lezatan, secara tidak kita sadari ditariklah hidangan itu dari hadapan kita oleh yang Punya karena Ia tak rela rahmatNya dini’mati oleh musuh-Nya. Nafsu dan diri tetap termangu dikiranya hidangan Ilahiyah masih berada di depan mata padahal tanpa diketahui sesungguhnya ia telah pergi…..(Ashari)
Burung India
Nasehat RasuluLlah SAW kepada putrinda
Suatu hari RasuluLlah SAW menyempatkan diri berkunjung ke rumah Fatimah RA. Setiba di kediaman putri kesayangannya tersebut RasuluLlah SAW berucap salam kemudian masuk. Ketika itu didapatinya Fatimah tengah menangis sambil menggiling syair (Gandum) dengan penggilingan tangan dari batu. Seketika itu RasuluLlah SAW bertanya , “Duhai Fatimah, apa gerangan yang membuat engkau menangis ? Semoga Allah SWT tidak menyebabkan air matamu berderai”.
Jawab Fatimah “Wahai RasuluLlah, penggilingan dan urusan rumah tangga inilah yang menyebabkan ananda menangis”.
Lalu duduklah RasuluLlah SAW di sisi Fatimah. Kemudian Fatimah melanjutkan, “Duhai Ayahnda, sudikah kiranya Ayah meminta kepada Ali suamiku mencarikan seorang jariyah (hamba perempuan) untuk membantu ananda menggiling gandum dan menyelesaikan pekerjaan rumah “.
Maka bangkitlah RasuluLlah SAW mendekati penggilingan itu. Dengan tangannya beliau mengambil sejumput syair kemudian diletakkannya di penggilingan seraya membaca basmalah. Ajaib, dengan ijin Allah penggilingan tersebut berputar sendiri.
Sementara penggilingan itu berputar, RasuluLlah SAW bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa, sehingga habislah butir-butir syair itu tergiling.
“Berhentilah berputar dengan izin Allah SWT”. Maka penggilingan itupun berhenti berputar. Lalu dengan izin Allah SWT penggilingan itu berkata-kata dalam bahasa manusia, “ Yaa RasuluLlah SAW , Demi Allah yang telah menjadikan Tuan kebenaran sebagai nabi dan rasul-Nya. Kalaulah tuan menyuruh hamba menggiling syair dari timur hingga ke barat niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT, ‘Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah para malaikat yang kasar lagi keras yang tidak mendurhakai Allah akan apa yang diperintahkan dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya’. Maka hamba takut ya RasuluLlah jika kelak hamba menjadi batu dalam neraka”.
Dan bersabdalah RasuluLlah SAW, “Bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fatimah az-zahra di dalam surga”. Maka bergembiralah batu penggilingan itu dan kemudian diamlah ia. Lalu RasuluLlah SAW bersabda kepada Fatimah, “Jikalau Allah SWT menghendaki niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan-Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya beberapa derajad untukmu. Wanita yang menggiling tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajad.”.
Kemudian RasuluLlah SAW meneruskan nasihatnya, “Wahai Fatimah, wanita yang berkeringat ketika menggiling gandum untuk suaminya, Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh parit. Wanita yang meminyaki dan menyisir rambut anak-anaknya serta mencuci pakaian mereka Allah SWT mencatat sebagai orang yang memberi makan seribu orang lapar dan memberi pakaian seribu orang telanjang. Sedangkan wanita yang menghalangi hajat tertangga-tetangganya, Allah SAW akan menghalanginya dari meminum air telaga kautsar di hari kiyamat”.
RasuluLlah SAW kembali meneruskan, “Wahai Fatimah, yang lebih utama dari semua itu adalah keridaan suami terhadap isterinya. Jika suamimu tidak ridha, maka aku tidak akan mendoakan kamu. Tidak kah engkau ketahui, ridha suami adalah ridha Allah SWT, dan kemarahannya adalah kemarahan Allah SWT”.
“apabila wanita mengandung janin, maka beristighfarlah para malaikat dan Allah SWT mencatat tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapus seribu kejahatannya. Apabila ia sakit hendak melahirkan, maka Allah SWT mencatat pahala orang – orang yang berjihad. Apabila ia melahirkan maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya ketika ibunya melahirkannya. Apabila ia meninggal, maka tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun. Kelak akan didapati kuburnya sebagai taman dari taman-taman surga. Dan Allah SWT mengaruniakan pahala seribu haji dan seribu umrah. Dan beristighfarlah seribu malaikat untuknya di hari kiyamat.
“Wahai Fatimah, wanita yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati serta ikhlas dan niat yang benar, maka Allah SWT akan menghapuskan dosa-dosanya. Dan Allah SWT akan mengenakannya seperangkat pakaian hijau, dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut di tubuhnya seribu kebaikan. Wanita yang tersenyum di hadapan suaminya, Allah SWT memandangnya dengan pandangan rahmat”.
“Wahai Fatimah, wanita yang menghamparkan alas untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati, berserulah malaikat untuknya, “teruskanlah amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu dari dosa yang lalu dan dosa yang akan datang. “
“Wahai Fatimah wanita yang megoleskan minyak pada rambut dan jenggot suaminya serta rela memotong kumis dan menggunting kuku suaminya, Allah SWT memberinya minuman dari sungai-sungai surga, Allah SWT meringankan sakaratulmautnya dan kuburnya akan menjadi taman dari taman-taman surga. Allah SWT aka menyelamatkannya dari api neraka, selamat dari lilitan siratal mustaqim”.
Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaaf WaliyuLlah dengan empat pesan
Beliau dikenal sebagai salah seorang ulama besar di Palembang. Banyak ulama dari berbagai penjuru Nusantara mengaji kepada beliau.
Ada pendapat, Palembang bisa di ibaratkan sebagai Hadramaut (markas para Habib dan Ulama besar). Sebab di Palembang memang banyak Habib dan Ulama besar, demikian pula makam-makam mereka. Salah seorang diantaranya adalah Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaaf, yang juga dikenal sebagai wali masthur. Yaitu wali yang karamah-karamahnya tersembunyi. Padahal karamahnya cukup banyak.
Salah satu karamahnya ialah ketika beliau menziarahi orang tua beliau (Habib Hamid Al-Kaff dan Hababah Fathimah AL-Jufri) di kampung yusrain, 10 Ilir Palembang. Dalam perjalanan kebetulan turun hujan lebat dan deras. Untuk bebrapa saat beliau mengibaskan tangan beliau ke langit sambil berdoa. Ajaib, hujanpun reda.
Nama beliau adalah Ahmad bin Hamid Al-Kaff. Sampai di akhir hayat beliau tinggal di jalan K.H. hasyim Asy’ari No. 1 Rt 01/I, 14 Ulu Palembang. Beliau lahir di Pekalongan Jawa Tengah dan dibesarkan di Palembang. Sejak kecil beliau diasuh oleh Habib Ahmad bin AbduLlah bin Thalib Al-Attas.
Uniknya, hampir setiap pagi buta Habib Ahmad Alatas menjemput muridnya ke rumahnya untuk shalat subuh berjama’ah karena sangat menyaynginya. Saking akrabnya, ketika bermain-main di waktu kecil, Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff sering berlindung di bawah jubah Habib Ahmad Alatas. Ketika usia 7 tahun saat anak-anak lain duduk di kelas satu madrasah Ibtidaiyyah, Habib Ahmad belajar ke Tarim Hadramaut Yaman bersama sepupunya Habib Abdullah-yang akrab dipanggil Endung.
Di sana mereka berguru kepada Habib Ali Al-Habsyi. Ada sekitar 10 tahun beliau mengaji kepada sejumlah ulama besar di Tarim. Salah seorang guru beliau adalah Habib Ali Al-Habsyi, ulama besar penulis Maulid Simtuth Durar. Selama mengaji kepada Habib Ali Al-Habsyi , beliau mendapat pendidikan disiplin yang sangat keras. Misalnya sering hanya mendapatkan sarapan 3 butir kurma. Selain kepada Habib Ali , beliau juga belajar tasawuf kepada Habib Alwi bin AbduLlah Shahab . sedangkan sepupu beliau Habib Endung belajar fiqih dan ilmu-ilmu alat seperti nahwu, sharaf dan balaghah. Sepulang dari Hadramaut pada usia 17 tahun . Habib Ahmad Al-Kaff menikah dengan Syarifah Aminah Binti Salim Al-Kaff . meski usianya belum genap 20 tahun namun beliau sudah mulai dikenal sebagai ulama yag menjalani kehidupan zuhud dan mubaligh yang membuka majlis ta’lim. Dua diantara murid beliau yakni Habib alwi bin Ahmad Bahsin dan Habib Syaikhan Al-gathmir belakangan dikenal pula sebagai ulama dan mubaligh.
Selain di Palembang, Habib Ahmad juga berdakwah dan mengajar di beberapa daerah di tanah air, misalnya madrasah Al-Khairiyah Surabaya. Salah seorang murid beliau yang kemudian dikenal sebagai ulama adalah habib Salim bin ahmad bin Jindan ulama terkemuka di Jakarta, yang wafat pada tahun 1969.
Empat Pertanyaan
Ketinggian ilmu dan kewalian Habib Ahmad al-Kaff diakui oleh Habib Alwi bin Muhammad al Haddad ulama besar dan wali yang bermukim di Bogor. Diceritakan pada suatu hari seorang Habib dari Palembang (Habib Ahmad bi Zen bin Syihab) dan rekan-rekannya menjenguk Habib Alwi, mengharap berkah dan hikmahnya.
Mengetahui bahwa tamu-tamunya dari Palembang, dengan spontan Habib Alwi berkata, “Bukankah kalian mengenal Habib Ahmad bin Hamid al-Kaff ?. Buat apa kalian jauh-jauh datang ke sini, sedangkan di kota kalian ada wali yang maqam kewaliannya tidak berbeda denganku ? saya pernah bertemu dia di dalam mimpi”. Tentu saja rombongan dari Palembang tersebut kaget. Maka Habib Alwi menceritakan perihal mimpinya. Suatu hari Habib Alwi berpikir keras bagaimana cara hijrah dari bogor untuk menghindari teror dari aparat penjajah belanda. Beliau kemudian bertawasul kepada RasuluLlah SAW, dan malam harinya beliau bermimpi bertemu RasuluLlah SAW memohon jalan keluar untuk masalah yang dihadapinya. Yang menarik, di sebelah Rasul duduk seorang laki-laki yang wajahnya bercahaya.
Maka RasuluLlah SAW pun bersabda, “Sesungguhnya semua jalan keluar dari masalahmu ada di tangan cucuku di sebelahku ini”. Dialah Habib Habib Ahmad bin Hamid al-Kaff. Maka Habib Alwi pun menceritakan persoalan yang dihadapinya kepada Habib Ahmad al-Kaff– yang segera mengemukakan pemecahan/jalan keluarnya. Sejak itulah Habib Alwi membanggakan Habib Ahmad al-Kaff.
Sebagaimana para waliyullah yang lain, Habib Ahmad al-Kaff juga selalu mengamalkan ibada khusus. Setiap hari misalnya, Mursyid Tariqah Alawiyah tersebut membaca shalawat lebih dari 100.000 kali. Selain itu beliau juga menulis sebuah kitab tentang tatacara menziarahi guru beliau Habib ahmad Alatas. Beliau juga mewariskakn pesan spiritual yang disebut Pesan Pertanyaan yang empat, yaitu empat pertanyaan mengenai ke mana tujuan manusia setelah meninggal.
Lahirnya empat pertanyaan tersebut bermula ketika Habib Ahmad al-Kaff diajak oleh salah seorang anggota keluarga untuk menikmati gambus. Seketika itu beliau berkata, “Aku belum hendak bersenang-senang sebelum aku tahu apakah aku akan mengucapkan kalimat tauhid di akhir hayatku. Apakah aku akan selamat dari siksa kubur, apakah timbangan amalku akan lebih berat dari dosaku, apakah aku akan selamat dari jembatan shiratal mustaqim”. Itulah yang dimaksud dengan “empat pertanyaan” yang dipesankannya kepada para murid, keluarga dan keturunannya.
Habib Ahmad al-Kaff wafat di Palembang pada 25 Jumadil akhir 1275 H/1955 Masehi. Jenasah beliau dimakamkan di komplek pemakaman Telaga 60, 14 Hulu Palembang. Beliau meninggalkan lima anak : Habib Hamid, Habib AbduLlah, Habib
Burhan, Habib Ali, dan Syarifah Khadijah.
Disalin dari Majalah alKisah
Fathur Robbany (15)
Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Hari Ahad tanggal 17 Syawal 545 H di Pesantrennya.
Dunia ini Hakikatnya Musibah
Ya Allah limpahilah rahmat bagi Kanjeng Kanjeng Nabi Muhammad Saw dan keluarganya.
“Berikanlah kami kesabaran dan berikanlah keteguhan langkah kami.” Limpahilah anugerahMu yang banyak, limpahilah rizki syukur atas anugerahMu…”
Bersabarlah kalian semua, sesungguhnya seluruh isi dunia ini hakikatnya adalah bencana dan musibah. Sedikit sekali yang bukan musibah. Setiap rasa nikmat melainkan diiringi oleh derita. Dan setiap kesenangan, melainkan ada kesedihan. Tak ada keleluasaan yang muncul melainkan disana ada kesempitan. Berikanlah dunia dan kehidupanmu, raihlah bagianmu dari dunia dengan aturan syar’y. Karena aturan Ilahi itu merupakan terapi bagi penyakit dari duniamu.
Berjalanlan di alur syariat jika anda menghendaki. Dan raihlan melalui tangan “Amr Ilahi” manakala anda tergolong kaum sufi. Dan melalui tangan Kinerja Allah Ta’ala anda meraihnya, manakala anda tergolong orang yang patuh, orang yang sudah sampai kepadaNya. Dengan langkah kepadamu, dan Perintah yang memerintahmu serta mencegahmu, sedangkan KinerjaNya menggerakkan apa yang ada dalam dirimu.
Manusia itu terbagi tiga kelompok. Kelompok awam, kelompok khowash dan kelompok khowashul khowash (sangat khusus). Baca lebih lanjut
Fathur Robbany (14)
Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H, di Madrasahnya
Jangan Jual Agama Dengan Debu
Qalbu orang-orang beriman senantiasa bersih, suci dan melupakan makhluk, terus menerus mengingat Allah Azza wa-Jalla, melupakan dunia, mengingat akhirat, melupakan apa yang ada padamu, dan mengingat apa yang ada di sisi Allah Ta’ala.
Kalian bisa terhijab oleh mereka dan seluruh apa yang ada pada para makhluk itu, disebabkan kesibukanmu dengan dunia dan melalaikan akhirat. Kalian meninggalkan rasa malu di hadapan Allah Azza wa-Jalla, sehingga kalian tersungkur di sana. Karena itu terimalah nasehat kawan anda yang mukmin dan anda jangan kontra. Karena dia yang tahu apa yang ada pada dirimu, hal-hal yang anda tidak tahu tentang dirimu. Karena itu Rasulullah SAW bersabda:
“Orang mukmin adalah cermin bagi sesama mukmin.”
Mukmin yang benar dalam nasehatnya bagi sesama mukmin, akan menampakkan kejelasan apa yang tersembunyi pada saudaranya, yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ia mengenalkan mana yang menjadi kebaikan dan mana yang berdampak keburukan. Maha Suci Allah yang telah memberikan anugerah di hatiku untuk menasehati makhluk dan hal demikian telah dijadikan sebagai hasrat besarku.
Baca lebih lanjut